VMAs: Katalisator Kreativitas dalam Pop Culture dan Award Shows
(sumber : dezeen.com)
Hai, Edufriend! VMAs 2025 telah resmi digelar di UBS Arena, yang berada di Elmont, New York, pada hari Minggu, 7 September 2025 lalu. Acara ini kembali menunjukkan konsistensinya sebagai panggung utama yang memajukan musik dan budaya pop. Dengan penampilan memukau dari bintang-bintang, seperti Tate McRae dan Doja Cat. VMAs tetap menjadi katalisator kreativitas yang menginspirasi industri hiburan. Lo pernah nggak sih penasaran, kenapa MTV Video Music Awards itu beda banget sama award show lain? Nggak cuma soal musik, tapi bagaimana mereka mampu jadi panggung kreasi paling nyentrik yang kerap melahirkan tren budaya pop, fashion, dan momen kontroversial yang memorable. Dari looks red carpet yang bikin geger sampai cara mereka menggabungkan teknologi masa depan dalam aksi panggungnya, VMAs itu nggak pernah setengah-setengah dalam memberikan hiburan.
Deretan Pemenang Nominasi
(Sumber:Pinterest)
Ajang MTV Video Music Awards (VMAs) 2025 yang digelar pada 7 September lalu menghadirkan deretan pemenang yang menegaskan posisinya sebagai panggung utama musik dunia. Ariana Grande berhasil membawa pulang penghargaan Video of the Year sekaligus Best Pop lewat lagu Brighter Days Ahead, sementara Artist of the Year jatuh kepada Lady Gaga yang juga meraih Best Collaboration bersama Bruno Mars lewat Die With a Smile. Tidak ketinggalan, Song of the Year dimenangkan oleh kolaborasi unik ROSÉ dan Bruno Mars melalui APT. Di kategori lain, Doechii meraih Best Hip-Hop lewat lagu Anxiety. Mariah Carey juga membawa pulang Best R&B dengan Type Dangerous sekaligus dianugerahi Video Vanguard Award, dan Sombr menyabet Best Alternative lewat Back to Friends.
Selanjutnya, Dunia country diwakili oleh Megan Moroney dengan Am I Okay? sebagai pemenang Best Country, sedangkan Best Album diraih Sabrina Carpenter lewat album Short n’ Sweet. Nuansa global semakin terasa dengan LISA ft. Doja Cat & RAYE yang memenangkan Best K-Pop melalui Born Again, Tyla dengan Best Afrobeats lewat PUSH 2 START, serta Shakira yang meraih Best Latin lewat Soltera. Dari panggung rock, Coldplay sukses menyabet Best Rock dengan All My Love. Selain itu, penghargaan khusus juga diberikan kepada Ricky Martin yang menerima Latin Icon Award, Busta Rhymes dengan Rock the Bells Visionary Award, serta Katseye yang membawa pulang MTV Push Performance of the Year melalui Touch. Sementara itu, Song of Summer tahun ini diraih oleh Tate McRae dengan lagu Just Keep Watching.
Momen Ikonik VMAs 2025
(Sumber:Pinterest)
Selain deretan pemenang, VMAs 2025 juga meninggalkan sejumlah momen ikonik yang jadi sorotan publik. Lady Gaga sukses mencuri perhatian lewat penampilan teatrikal bertajuk The Dead Dance dengan nuansa gotik yang memukau, sementara Sabrina Carpenter menghadirkan pesan kuat tentang dukungan bagi komunitas trans melalui aksi panggung bersama drag queens yang membawa papan bertuliskan “In Trans We Trust”. Momen emosional juga tercipta saat Busta Rhymes menerima Rock the Bells Visionary Award dan memberikan penghormatan kepada Ananda Lewis, ikon MTV di masa lalu.
Tidak kalah penting, ROSÉ dan Ariana Grande memanfaatkan pidato kemenangannya untuk menyinggung soal kesehatan mental, sebuah isu yang jarang dibicarakan di panggung sebesar VMAs. Sementara itu, suasana red carpet pun tak kalah heboh dengan kembalinya Jessica Simpson setelah 19 tahun serta sederet gaya nyentrik, termasuk tribute fashion Pamela Anderson yang dihidupkan kembali oleh Summer Walker. Doja Cat juga membawa nostalgia lewat penampilan bergaya ’80-an dengan Jealous Type, membuktikan bahwa VMAs tetap menjadi panggung di mana musik, budaya pop, dan isu sosial bertemu dalam satu momentum bersejarah.
Lahirnya Panggung Legendaris Penuh Geger dan Gaya
Mulai dari tahun 1984, VMAs sudah jadi ajang yang bukan cuma buat bagi-bagi piala, tapi juga jadi panggung buat momen-momen paling ikonik dalam sejarah musik. Lo pasti inget dong momen kayak Lady Gaga yang pake meat dress yang merupakan hasil karya designer Franc Fernandez, atau Britney Spears tampil dengan membawa ular pitonnya yang memenuhi headline tabloid dan menjadi perbincangan hangat di tahun 2001. Penampilan-penampilan unik kayak gitu yang bikin VMAs beda dari award show lain dan selalu dinanti-nanti sama fans musik di seluruh dunia.
(Sumber : billboard.com)
Kontroversi dan Momen Viral VMAs: Cermin Dinamika Industri Musik
VMAs itu unik karena mereka memberikan ruang buat segala sesuatu yang out of the box dan kadang nyerempet kontroversi. Misalnya seperti interupsi Kanye West ke Taylor Swift yang memenangkan penghargaan Best Female Video pada 2009 yang jadi momen viral dan bikin orang ngomongin etika industri musik. Momen kayak gini yang bikin VMAs nggak cuma hiburan tapi juga barometer budaya.
(sumber : ew.com)
VMAs Sebagai Inkubator Tren dan Penentu Arah Pop Culture
Selain seru buat ditonton, VMAs juga jadi tempat lahirnya banyak tren. Gaya busana, koreografi, sampai style musik yang muncul di panggung VMAs, sering banget jadi inspirasi budaya anak muda. Bahkan artis-artis baru yang sedang naik daun biasanya langsung dapat spotlight di sini, yang bikin mereka makin dikenal luas. Jadi, nggak cuma kasih penghargaan, VMAs juga semacam “pemantik” budaya pop yang menyebar ke mana-mana.
(Sumber : cosmopolitan.com)
VMAs 2.0 : Dari Live Show ke Live Stream
Walaupun sekarang media sosial dan layanan streaming semakin hits dan menyerang dunia hiburan habis-habisan, VMAs tetap dapat bertahan dengan cara yang unik dan terus bertransformasi! Acara ini semakin menyatu dengan tren digital dan komunitas fans yang aktif di internet, bikin excitement-nya nggak pernah surut.
Nggak cuma itu, acara live-nya yang inovatif dan gampang banget jadi viral, bikin VMAs selalu jadi topik panas yang ramai diperbincangkan. Ingat nggak sih waktu tahun 2020, di tengah pandemi, VMAs nekat bikin acara secara virtual? Meski perbedaannya sangat terasa, tapi penampilan dan energinya tetap maksimal! Itu bukti kalau VMAs nggak pernah kalah saing meski harus beradaptasi dengan kondisi apapun.
(sumber : elle.com)
VMAs dan Komitmen pada Inklusi: Suara Beragam dalam Musik dan Perubahan Sosial
Lebih keren lagi, VMAs ini dikenal banget sebagai acara award show yang super inklusif dan mewakili berbagai warna musik serta perjuangan sosial. Mereka nggak pelit ruang buat seniman dari segala latar belakang, mulai dari para musisi wanita yang seringkali masih kurang dapat sorotan di award show lain, sampai kelompok minoritas yang tidak dikesampingkan di VMAs. Ini bikin VMAs bukan cuma soal hiburan, tapi juga jadi panggung refleksi perubahan sosial lewat musik dan budaya. Jadi, acara ini beneran kasih suara dan spotlight buat mereka yang selama ini luput dari perhatian, dan akhirnya bikin VMAs terasa hidup dan berwarna banget! Intinya, VMAs bukan hanya panggung hiburan, tapi juga refleksi perubahan sosial yang berwarna lewat musik dan budaya.
VMAs 2025 telah membuktikan lagi bahwa musik dan budaya pop tak pernah berhenti berevolusi. Dari panggung spektakuler, momen penuh makna, hingga para pemenang yang layak diapresiasi, ajang ini sekali lagi menegaskan dirinya sebagai barometer hiburan dunia. Meski acaranya sudah usai, gaungnya masih terasa hingga kini, meninggalkan jejak tren yang akan terus dibicarakan. Pertanyaannya, kejutan apa lagi yang akan dibawa VMAs tahun depan? Apakah akan ada kolaborasi tak terduga, momen kontroversial, atau gebrakan baru dari artis favoritmu? Kita tunggu sama-sama di VMAs 2026!
Writer: Finanda Indra Pratama
Editor: Tim News Director



