"Unsilenced" Teater Musikal Menggetarkan Jiwa dari Mahasiswa LSPR

(Sumber : Instagram @melindaaputriii)
Jakarta, 17 Juli 2025 — Di panggung megah Amani Palladium Theatre, Kampus LSPR Transpark Juanda, para mahasiswa dari kelas 28 COMM-6SP LSPR mempersembahkan sebuah pertunjukan teater musikal berjudul “Unsilenced“, karya penuh emosi yang menyuarakan realitas kelam yang kerap tersembunyi dalam kehidupan rumah tangga.
Didampingi oleh Mr. Mikhael Yulius Cobis, M.Si., M.M. selaku dosen pembimbing dan Ms. Nisa Finnegan sebagai asisten dosen, produksi ini merupakan puncak dari kerja keras, kreativitas, dan dedikasi para mahasiswa dalam menggabungkan seni pertunjukan dengan pesan sosial yang mendalam.
Mengangkat Kisah Perempuan dalam Lingkaran Kekerasan
“Unsilenced” membawa penonton ke tengah kehidupan rumah tangga Amara di sebuah flat kecil di kota Birmingham, Inggris. Amara adalah seorang istri yang tangguh namun terperangkap dalam relasi penuh kekerasan dengan suaminya, Harvey, yang menderita Intermitten Explosive Disorder (IED). Ketegangan meningkat seiring dengan tekanan sosial mengenai ketidakmampuannya memiliki anak, yang membuat Harvey semakin tak terkendali. Dalam budaya yang masih menilai perempuan dari kesuburan dan kepatuhan, seperti Amara yang harus bertahan dalam diam, hingga kehadiran Annalise dari masa lalunya membuka jalan menuju kesadaran dan keberanian untuk bersuara.
Para Pemeran “Unsilenced” yang Tampil Mengesankan
Melinda Putri membawakan peran Amara dengan sangat kuat dan emosional. Dimas Arya tampil sebagai Harvey yang kompleks dan penuh gejolak. Sementara itu, Giselle Manuella (Sissy), Darlene Magdalene (Annalise), Checillia Trishenzhen (Clara), Azriel Muhammad (Ravi), Mahdy Ari (Hector), Janesio Fernando (Connor), dan Freyanashifa (Emily) memperkaya cerita dengan penampilan yang penuh dedikasi. Karakter Alex dimainkan oleh Kiandra Adriana, dengan Felicia, Aditya, dan Chessa sebagai bagian dari ensemble yang mendukung atmosfer keseluruhan pertunjukan.
Lebih dari Sekadar Pertunjukan: Ini Seruan untuk Mendengar Suara yang Terbungkam
Dengan alur yang kuat, musik dan koreografi yang menyentuh, serta pesan yang relevan, “Unsilenced” bukan sekadar hiburan. Ini adalah panggilan untuk melihat lebih dekat luka yang tersembunyi di balik senyuman, dan keberanian untuk melangkah keluar dari keheningan. Pertunjukan ini menjadi bukti kemampuan mahasiswa LSPR dalam menyampaikan isu sosial melalui seni pertunjukan yang berkualitas tinggi. “Unsilenced” adalah suara yang akhirnya terdengar dan tentunya pantas juga untuk didengarkan.
Tak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para penonton, “Unsilenced” juga menjadi ruang refleksi dan diskusi yang membuka dialog mengenai pentingnya kesadaran kesehatan mental dan kekerasan dalam rumah tangga. Usai pertunjukan, banyak penonton menyampaikan apresiasi dan rasa haru, bahkan beberapa di antaranya mengaku merasa terwakili oleh cerita Amara. Dengan pendekatan yang empatik dan penceritaan yang kuat, produksi ini menunjukkan bagaimana teater dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting, sekaligus membangkitkan empati serta mendorong perubahan sosial di tengah masyarakat.
Wah, keren banget ya, Edufriend! Hadirnya teater musikal “Unsilenced” ini bukan hanya berhasil menghibur, tetapi juga menyuarakan isu penting di masyarakat lewat karya seni. Kalau menurut lo gimana Edufriend?
Writer: Aulia Chairunnisa Manurung
Editor: Tim News Director