TRAP 2025: Wadah Kreativitas Seni di Kota Tua Jakarta

(Sumber: Dokumen Pribadi)
Jakarta – Hai, Edufriend! Siapa bilang seni cuma bisa dinikmati di dalam gedung pertunjukan? UKM Citra Pesona Universitas Tarumanegara membuktikan bahwa seni bisa tampil di mana saja, termasuk di ruang publik! Melalui program terbaru mereka yang bertajuk TRAP (Tarumanegara Art Road to Public) 2025, Citra Pesona menghadirkan serangkaian pertunjukan seni di tengah riuhnya Kota Tua Jakarta pada hari Sabtu lalu (24/05/2025). Mulai dari modern dance, hip-hop, tari tradisional, hingga K-pop dance cover dan sesi photoshoot modelling, semua ditampilkan langsung di hadapan publik tanpa batasan panggung!
TRAP hadir dengan misi utama membawa seni lebih dekat ke masyarakat. “Kami ingin mempromosikan UKM kami sekaligus memperkenalkan bahwa seni itu bisa hidup di ruang publik dan dinikmati oleh siapa saja,” jelas Gabrielle, selaku ketua pelaksana TRAP 2025. Acara ini ternyata juga menjadi gebrakan baru dari Felicia, Ketua Umum Citra Pesona periode 2024/2025. “TRAP awalnya tidak masuk dalam program kerja resmi, tapi kami rasa promosi di publik masih sangat kurang. Jadi, kami gagas event ini agar seni bisa lebih dikenal luas.”
Mengusung tema Motion Gruff: Express, Impress, Break the Street, TRAP menyoroti makna gerakan dan ekspresi seni dalam berbagai bentuk. “Motion itu gerakan, Gruff itu semacam simbol kekuatan dan gaya yang ekspresif—kita ingin menunjukkan bagaimana seni bisa menyatu dalam kebebasan ekspresi. Ditambah lagi, ekspresi ini kami tuangkan dalam berbagai genre, dari tradisional hingga urban,” tambah Felicia.
Acara ini dipersiapkan dalam waktu satu bulan saja, lho! Meski tergolong singkat, berbagai penampilan yang ditampilkan menunjukkan kerja keras para panitia dan peserta. Tidak hanya sekadar pertunjukan, TRAP juga menjadi ajang promosi menuju event utama mereka: Sparta (Spirit of Art Tarumanegara) yang akan digelar dalam waktu dekat. Selain itu, para anggota Citra Pesona juga tengah mempersiapkan lomba-lomba seni lainnya sebagai bagian dari pengembangan kreativitas internal.
Lalu, bagaimana pendapat para peserta acara tentang TRAP 2025? Salah satu performer yang juga anggota Citra Pesona mengungkapkan, “Aku tampil di segmen tari tradisional. Tujuan aku ikut karena ingin meramaikan acara dan bonding sama anggota lainnya.” Ia juga menambahkan bahwa TRAP adalah pengalaman yang menyenangkan dan penuh manfaat. “Kita bisa nambah skill, latihan kreativitas, dan tentunya memperluas relasi juga.”
Antusiasme tinggi dari panitia dan peserta menunjukkan bahwa TRAP bukan sekadar event biasa, tapi juga wadah kolaborasi dan ekspresi seni yang inklusif. “Aku pengen banget program ini terus dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih besar lagi,” harap Gabrielle.
Nah, itu dia keseruan TRAP 2025 di Kota Tua Jakarta. Kalau seni bisa hidup dan tumbuh di ruang publik, kenapa harus dibatasi dalam ruangan? Yuk Edufriend, dukung terus seni dan kreativitas anak muda Indonesia!
Writer: Davina Az-Zahra
Editor: Tim News Director