Presiden Macron di UNJ: Simbol Diplomasi Pendidikan Indonesia–Prancis

(Sumber: Humas UNJ, unj.ac.id)
Hai, Edufriend! Pada 28 Mei 2025, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mencatat sejarah penting dengan kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam agenda “Perbincangan Dengan Kaum Muda Indonesia”. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan Macron selama tiga hari di Indonesia dan menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.
Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia bukan hanya mempererat kerja sama strategis yang telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade, tetapi juga memperkuat posisi UNJ sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam diplomasi internasional. Di hari pertama kunjungannya, Macron bersama sang istri, Brigitte Macron, disambut hangat oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka. Dalam suasana penuh keakraban, Macron bahkan sempat terpukau melihat lukisan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang terpajang di ruang kerja presiden sebelum melanjutkan ke sesi pertemuan tertutup membahas kerjasama lintas sektor.
Namun, salah satu momen paling bersejarah dari rangkaian agenda tersebut adalah kehadiran langsung Presiden Macron di kampus UNJ. UNJ menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang dikunjungi pemimpin negara besar tersebut sebuah kehormatan sekaligus tonggak penting dalam peran UNJ sebagai jembatan diplomasi pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Prancis.
Dalam pertemuan yang penuh semangat bersama kaum muda UNJ, Macron membahas tantangan global seperti konflik Israel–Palestina, perang Rusia–Ukraina, dan perubahan iklim. Ia menegaskan dukungan Prancis terhadap solusi dua negara dan akan mengangkat isu tersebut dalam KTT di New York.
Penguatan Hubungan Bilateral Indonesia–Prancis

(Sumber: Humas UNJ, unj.ac.id)
Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia merupakan bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis. Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto, keduanya menandatangani 21 kesepakatan kerja sama di berbagai bidang: pertahanan, energi, mineral kritis, hingga pendidikan. Visi bersama menuju perayaan 100 tahun hubungan diplomatik pada 2050 juga menjadi salah satu komitmen yang ditegaskan dalam pertemuan ini. Presiden Macron menekankan pentingnya kerja sama di era penuh tantangan global seperti saat ini, dengan menyebut Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Indo-Pasifik. Tidak hanya itu, Prancis juga menunjukkan komitmennya untuk mendukung stabilitas kawasan dan menolak dominasi kekuatan besar dunia.
Indonesia dalam Strategi Indo-Pasifik Prancis
Edufriend, dalam pidatonya di UNJ, Presiden Macron menyampaikan visinya tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan berdasarkan aturan hukum internasional. Visi ini sejalan dengan prinsip non-blok yang dipegang Indonesia. Prancis juga menyoroti peran penting Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dalam menjaga stabilitas kawasan dan mendukung supremasi hukum, khususnya dalam isu.
Komitmen Perdamaian Dunia: Palestina dan Ukraina
Selain isu Indo-Pasifik, Macron juga menegaskan komitmen Prancis terhadap solusi damai global, terutama dalam konflik Israel–Palestina dan perang Rusia–Ukraina. Macron menyampaikan bahwa Prancis akan mendorong pengakuan negara Palestina dalam KTT di New York pada Juni 2025 bersama Arab Saudi. Di sisi lain, Prancis juga menyerukan gencatan senjata tanpa syarat terhadap agresi Rusia demi masa depan yang damai.
Francophonie dan Diplomasi Bahasa
Macron juga memperkenalkan konsep Francophonie, sebuah gerakan internasional yang mengedepankan penggunaan bahasa Prancis dan nilai-nilai perdamaian, solidaritas, dan keberagaman. Dalam konteks ini, UNJ yang memiliki Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis dan berbagai inisiatif kebahasaan, berada dalam posisi strategis untuk memperkuat jejaring budaya dan akademik dengan negara-negara Francophonie.
Jadi, Edufriend, belajar bahasa Prancis hari ini bukan hanya soal bahasa asing, tapi juga tentang memperluas peluang global dan keterlibatan dalam isu-isu internasional seperti perdamaian, hak asasi manusia, dan keberagaman budaya.
UNJ sebagai Simpul Diplomasi Pendidikan Global
Rektor UNJ, Prof. Komarudin, menyampaikan bahwa kehadiran Presiden Macron merupakan pengakuan atas posisi UNJ dalam panggung internasional.
“Ini adalah validasi dari upaya transformasi UNJ menuju world class university. Kami siap menjadi simpul utama diplomasi pendidikan Indonesia–Prancis,” ujarnya.
UNJ telah menjalin kerjasama erat dengan Kedutaan Prancis dan aktif melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis serta inisiatif Francophonie.
Selain itu Rektor UNJ, Prof. Komarudin, menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaan atas kunjungan ini. Menurutnya, kunjungan Presiden Macron menjadi validasi atas posisi UNJ dalam kancah global sebagai universitas yang siap bertransformasi menjadi World Class University. Prof. Komarudin menegaskan bahwa UNJ siap memperluas kerja sama internasional melalui pertukaran dosen, mahasiswa, pengembangan kurikulum bersama, hingga penelitian kolaboratif.
Edufriend, kunjungan ini bukan hanya peristiwa simbolik, tetapi juga momentum nyata bagi UNJ untuk memperkuat posisinya di panggung dunia. Dengan semangat kolaborasi lintas budaya dan komitmen terhadap pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, UNJ terus melangkah pasti menjadi pusat keunggulan akademik global.
Writer: Sekar Salsabila Permana Putri
Editor: Tim News Director