Gebyar UMKM Condet: Saat Budaya, Kuliner, dan Digital Berpadu

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Jakarta – Halo, Edufriend! Suasana ramai dan penuh rasa kekeluargaan terasa di Balai Budaya Condet pada gelaran acara bertajuk Gebyar UMKM Condet “Semarak Budaya Betawi Lewat Kuliner, Seni, dan Edukasi Digital” tepatnya pada hari Minggu, 1 Juni 2025. Acara ini bertujuan untuk mengangkat potensi UMKM serta melestarikan budaya lokal dan Budaya Betawi di tengah masyarakat urban. Acara ini berlangsung meriah dengan berbagai rangkaian kegiatan yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.

1. Sambutan Ketua Pelaksana

Acara ini dimulai dengan sambutan hangat dari MC, yang kemudian dilanjutkan oleh Ketua Pelaksana acara Gebyar UMKM Condet yang menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

“Gebyar UMKM Condet dirancang sebagai upaya menciptakan ruang kolaboratif untuk mendorong Budaya Betawi agar dicintai oleh generasi muda, sekaligus mendukung pelaku UMKM agar tumbuh dan dikenal lebih luas,” ungkap Hanum Cahya Kinanthi, selaku Ketua Pelaksana. 

Lebih lanjut, Ia juga menyampaikan harapan setelah terlaksananya acara ini, “Kami ingin menghadirkan acara yang bukan hanya seremonial, tapi juga membantu sesama dan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

2. Hadirnya Perwakilan dari Berbagai Kalangan

Perwakilan dari kalangan stakeholder (Pemangku Kepentingan) pun turut hadir dan memberikan pandangan terkait pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan UMKM dalam memajukan ekonomi kreatif. 

Dicky Arfansuri, S.Pd, selaku Ketua Pokdarwis Condet juga menyampaikan, “Kolaborasi mahasiswa dan komunitas seperti ini sangat penting untuk menguatkan ekonomi warga sekaligus menjaga budaya lokal. Acara Gebyar UMKM Condet benar-benar membantu kami—Pokdarwis untuk terus menghidupi potensi wilayah kami.”

Selain itu tak ketinggalan, sambutan dari perwakilan akademisi dan Abang None pun turut meramaikan acara tersebut. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa acara ini mendapat dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat dan institusi.

3. Pengenalan Budaya Lewat Serangkaian Acara 

Terdapat bazar dengan deretan stan makanan tradisional Betawi seperti asinan betawi, laksa, dan bir pletok menjadi daya tarik utama pengunjung. Acara ini bukan hanya menjadi sebuah tempat pengenalan budaya lewat berbagai sajian yang dijajakan, namun pengunjung juga dimanjakan dengan pertunjukan tarian daerah yang menampilkan keanggunan dan semangat Budaya Betawi yang otentik. Harapannya, Festival ini tidak hanya sekadar sebagai sebuah ajang promosi produk UMKM, khususnya kuliner lokal, tetapi juga menjadi wadah pelestarian seni budaya dan tradisi Betawi.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

4. Pelestarian Budaya yang Sudah Lama Ditinggalkan 

Sebenarnya, selain kedua hal tersebut masih ada salah satu atraksi yang paling menyita perhatian pengunjung, yaitu pertunjukan live cooking membuat emping di ruang terbuka. Uniknya, proses pembuatan emping dilakukan dengan teknik tradisional menggunakan pasir panas sebagai media memasak, sebuah metode khas yang sudah mulai ditinggalkan dan langka. Para pengunjung diberikan pemahaman tentang cara memasak yang mulai ditinggalkan ini, lewat sesi interaktif dengan si pembuat emping. Tak hanya menonjolkan aspek kuliner dan seni, acara ini juga memberi ruang edukatif kepada para pengunjung.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Dengan konsep yang menggabungkan budaya, kuliner, dan edukasi digital, Gebyar UMKM Condet berhasil menjadi representasi nyata dari semangat kolaborasi lintas sektor demi kemajuan budaya dan ekonomi lokal. Balai Budaya Condet pun menjadi saksi betapa kayanya warisan budaya Betawi dan bagaimana inovasi dapat berpadu dengan tradisi tanpa menghilangkan esensi dari budaya lokal.

Wah, jadi ikutan bangga ya, Edufriend? Yuk, kita senantiasa dukung UMKM dan lestarikan Budaya Nusantara!

 

 

Writer: Farid Affandi

Editor: Tim News Director