UNJ Bergerak untuk Sumatra: Tim UNJ Peduli Diterjunkan di Tengah Krisis Banjir Bandang
Edufriend, Banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 kemarin menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. Bencana ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, jalur akses yang terputus, serta memaksa warga mengungsi ke berbagai titik aman. Hingga laporan terbaru, jumlah korban meninggal telah mencapai lebih dari 836 jiwa, sementara ribuan warga yang terdampak masih membutuhkan bantuan logistik, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial. Situasi ini membuat berbagai lembaga, termasuk perguruan tinggi, bergerak cepat untuk memberikan bantuan.
Dalam merespons kondisi darurat tersebut, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memberangkatkan Tim UNJ Peduli ke salah satu wilayah terdampak bencana di Sumatra Barat. Acara pelepasan tim dilaksanakan pada Kamis, 4 Desember 2025, di Ruang Rektor Gedung Rektorat Lantai 2, dan dilepas langsung oleh Rektor UNJ, Prof. Komarudin. Kehadiran tim ini bukan sekadar simbol kepedulian, melainkan aksi nyata untuk membantu pemetaan kebutuhan, pengumpulan informasi lapangan, serta mendukung upaya percepatan pemulihan pasca bencana. UNJ berharap kontribusi ini dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak sekaligus memperkuat solidaritas di tengah kondisi krisis.
(Sumber:Unj.ac.id)
Koordinasi dengan Perguruan Tinggi Lokal Jadi Kunci Efektivitas
Sebagian wilayah di Sumatra Barat masih terisolasi akibat akses darat yang terputus, membuat proses penanganan bencana membutuhkan strategi yang lebih terarah dan kolaboratif. Dalam kondisi seperti ini, koordinasi menjadi elemen paling krusial agar setiap langkah di lapangan dapat berjalan efektif dan tidak tumpang tindih. Tim UNJ Peduli diharapkan dapat membangun komunikasi intensif dengan berbagai perguruan tinggi lokal, khususnya dengan Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Andalas (UNAND). Kedua perguruan tinggi tersebut memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi wilayah, jaringan relawan lokal yang luas, serta informasi terkini terkait kebutuhan masyarakat terdampak.
Selain itu, tim juga akan berkoordinasi dengan lembaga penanganan bencana daerah, baik BPBD maupun relawan komunitas, untuk memastikan setiap informasi yang diterima dapat diterjemahkan menjadi langkah nyata di lapangan. Melalui kolaborasi lintas lembaga ini, distribusi bantuan dapat dilakukan lebih cepat, lebih tepat sasaran, dan mampu menyesuaikan dinamika situasi di wilayah terdampak. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat efektivitas bantuan, tetapi juga membangun sinergi antara perguruan tinggi sebagai pusat pengetahuan dan masyarakat sebagai penerima manfaat.
Kolaborasi tersebut menjadi kunci agar setiap bantuan yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan mendesak masyarakat, sekaligus mendukung pemulihan jangka panjang pascabencana.
Misi Kemanusiaan sebagai Ruang Belajar Kepedulian
Lebih dari sekadar penugasan lapangan, keberangkatan Tim UNJ Peduli menjadi ruang pembelajaran yang sangat berharga bagi para mahasiswa. Dalam misi ini, mereka tidak hanya mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di kampus, tetapi juga merasakan langsung bagaimana nilai kemanusiaan dijalankan dalam kondisi nyata. Para mahasiswa belajar memahami bagaimana bekerja di tengah situasi penuh tekanan, di mana kebutuhan masyarakat berubah cepat dan informasi di lapangan kerap tidak lengkap. Mereka dilatih untuk membangun empati, bukan sekadar melihat bencana sebagai data, tetapi benar-benar merasakan kepedihan dan kebutuhan mendesak masyarakat terdampak.
Tim yang beranggotakan enam orang terdiri atas dua dosen dan empat mahasiswa, serta dipimpin oleh Bapak Iwan Setiawan, Kepala Korpus Pengabdian kepada Masyarakat dan KKN LPPM UNJ akan menjadi garda terdepan dalam misi ini. Mereka akan melakukan pemetaan wilayah, mengumpulkan informasi kebutuhan prioritas, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan bencana di Padang, Sumatra Barat.
Misi kemanusiaan ini juga meningkatkan kepekaan sosial, mengingat mereka akan berhadapan dengan berbagai kondisi lapangan, yakni keterbatasan logistik, akses yang sulit, serta masyarakat yang membutuhkan dukungan fisik dan psikologis.
UNJ juga sangat mendukung dan memberikan dukungan penuh untuk memastikan misi ini berjalan lancar, mulai dari penyediaan logistik, sarana transportasi, hingga koordinasi dengan pihak-pihak di lokasi bencana. Dengan dukungan ini, para relawan bisa fokus menjalankan tugasnya dan menjadikannya pengalaman yang memperkaya wawasan, karakter, serta rasa kemanusiaan mereka
(Sumber:Unj.ac.id)
Tahap Selanjutnya: Relawan Lebih Besar, Kolaborasi Lebih Luas
Misi kemanusiaan ini bukan penutup, tetapi justru menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dan lebih terorganisasi. UNJ melihat bahwa kebutuhan di wilayah terdampak masih memerlukan dukungan berkelanjutan, sehingga pada tahap berikutnya, partisipasi akan diperluas agar dampak yang diberikan semakin signifikan.
UNJ berencana melibatkan lebih banyak mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi untuk memberikan kontribusi sesuai keahlian masing-masing mulai dari pendidikan, kesehatan, psikologi, hingga teknik dan sosial kemasyarakatan. Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang ini diharapkan dapat menghadirkan pendekatan yang lebih komprehensif dalam membantu pemulihan. Selain mahasiswa aktif, relawan alumni, dan Rumah Amal UNJ juga akan diajak bergabung. Kolaborasi dari berbagai unsur ini akan mempertegas bahwa kepedulian adalah spirit kolektif yang dimiliki keluarga besar UNJ.
Edufriend, langkah-langkah ini menunjukkan bahwa UNJ bukan hanya hadir pada saat terjadi bencana, tetapi juga berkomitmen mendampingi proses pemulihan masyarakat dalam jangka waktu yang lebih panjang. Melalui kolaborasi yang lebih luas dan partisipasi relawan yang semakin besar, diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak nyata bagi saudara-saudara kita di Sumatra. Semoga setiap bantuan yang tersalurkan dapat meringankan beban mereka. Mari kita saling dukung, saling jaga, dan saling berempati dalam menghadapi musibah ini.
Writer: Sekar Salsabila Permana Putri
Editor: Tim News Director



