Studium Generale: Tantangan Perlindungan Konsumen di Era Digital

(Sumber: Dok. Panitia Studium Generale)

Hai, Edufriend! Pada Kamis, 11 September 2025, Program Studi Pemasaran Digital Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan seminar Studium Generale dengan tema “Tantangan Perlindungan Konsumen di Era Digital.” Acara ini menjadi wadah akademik sekaligus forum diskusi terbuka bagi mahasiswa, dosen, dan praktisi untuk memahami dinamika sekaligus persoalan krusial yang dihadapi konsumen di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

Kegiatan dilaksanakan secara luring di Aula Latief, Gedung Dewi Sartika, dan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta. Sebagian besar peserta merupakan mahasiswa dari rumpun Manajemen Universitas Negeri Jakarta, yang hadir dengan antusias untuk menambah wawasan dan memperluas pemahaman mengenai isu-isu terkini seputar hak-hak konsumen. Selain mahasiswa, acara ini juga dihadiri oleh seluruh dosen Program Studi Pemasaran Digital, Wakil Dekan I, serta Koordinator Program Studi Pemasaran Digital, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan akademik berbasis kolaborasi dan penguatan literasi digital.

Hadir sebagai pembicara utama, Dr. Muhammad Mufti MubarokProf.Dr.Muhammad Mufti Mubarok,S.H.S.Sos.M.Si.CORP. selaku Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), menyampaikan materi mendalam mengenai urgensi perlindungan konsumen dalam ekosistem digital. Beliau menekankan bahwa perkembangan teknologi, terutama dalam dunia perdagangan daring, tidak hanya membuka peluang baru, tetapi juga menghadirkan risiko berupa penipuan digital, penyalahgunaan data pribadi, dan praktik bisnis yang tidak adil. Oleh karena itu, literasi digital dan kesadaran hukum bagi konsumen maupun pelaku usaha menjadi hal yang mutlak untuk diperkuat.

Rangkaian Acara Studium Generale: Harmoni Ilmu, Interaksi, dan Budaya

Studium Generale oleh Program Studi Pemasaran Digital berlangsung dengan penuh energi positif dan nuansa kebersamaan. Acara ini dimulai sejak pagi, tepat pukul 08.30 WIB, diawali dengan proses pendaftaran dan pencatatan daftar hadir oleh panitia di bagian pintu masuk Aula Latief, Gedung Dewi Sartika. Para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta tampak antusias mengikuti alur registrasi, kemudian diarahkan menuju kursi yang telah tertata rapi. Sambutan hangat dari panitia menciptakan suasana penerimaan yang penuh semangat, khususnya bagi mahasiswa baru yang hadir.

(Sumber: Dok. Panitia Studium Generale)

Sebelum memasuki sesi utama, suasana aula dibuat semakin semarak melalui penampilan seni budaya. Para penari menampilkan tarian tradisional sarat makna yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya kearifan lokal di tengah pesatnya arus digitalisasi. Momen ini menghadirkan harmoni antara nilai akademik dan nilai budaya, sekaligus memperkuat identitas mahasiswa sebagai generasi yang melek teknologi namun tetap berakar pada budaya bangsa.

(Sumber: Dok. Panitia Studium Generale)

Memasuki inti kegiatan, acara berlanjut ke sesi talkshow interaktif bertajuk “Tantangan Perlindungan Konsumen di Era Digital.” Narasumber utama, Dr. Muhammad Mufti Mubarok selaku Ketua BPKN, memberikan pemaparan komprehensif mengenai risiko-risiko yang dihadapi konsumen dalam ekosistem digital, mulai dari maraknya penipuan daring hingga perlindungan data pribadi. Selain itu, beliau juga menawarkan strategi perlindungan konsumen yang dapat diaplikasikan baik oleh individu, masyarakat, maupun lembaga. Sesi ini semakin hidup ketika dibuka ruang tanya jawab, di mana para mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis yang berkaitan erat dengan pengalaman sehari-hari mereka sebagai konsumen digital.

Narasumber Utama Studium Generale

Hadir sebagai pembicara utama, Dr. Muhammad Mufti Mubarok, Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Beliau memaparkan tantangan yang dihadapi konsumen di era digital, mulai dari maraknya penipuan daring, keamanan transaksi, hingga perlindungan data pribadi. Dr. Mubarok menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam membangun ekosistem digital yang sehat.

Tujuan dan Harapan

Tujuan utama dari penyelenggaraan Studium Generale ini adalah sebagai ajang penyambutan mahasiswa baru angkatan 2025 sekaligus memberikan bekal pengetahuan awal yang relevan dengan bidang studi mereka. Dengan mengusung tema “Tantangan Perlindungan Konsumen di Era Digital.” acara ini tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan seremonial penerimaan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran kontekstual yang langsung bersinggungan dengan realitas masyarakat saat ini. 

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai isu-isu perlindungan konsumen, khususnya terkait data pribadi dan keamanan transaksi digital. Di tengah derasnya perkembangan teknologi informasi, mahasiswa dituntut untuk lebih kritis, adaptif, dan memiliki literasi digital yang kuat agar mampu menavigasi peluang sekaligus risiko yang muncul dalam dunia digital.

Penutup dengan Musik Nusantara

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, suasana Aula Latief kembali hangat dan semarak melalui penampilan musik Nusantara. Para penyanyi dengan penuh semangat membawakan lagu-lagu daerah dari berbagai wilayah Indonesia, mulai dari yang bernuansa riang hingga yang sarat makna filosofis. Lagu-lagu tersebut kemudian dirangkai dalam satu kesatuan harmoni, menghadirkan perpaduan indah yang merepresentasikan keberagaman budaya bangsa. Penampilan ini tidak sekadar menjadi hiburan penutup, melainkan juga memiliki makna simbolis. Kehadirannya mengingatkan seluruh peserta akan pentingnya menjaga, merawat, dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara di tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi. Di tengah pembahasan serius mengenai isu perlindungan konsumen digital, sajian musik daerah ini menghadirkan keseimbangan menyatukan aspek intelektual, emosional, dan kultural dalam satu pengalaman belajar.

Dengan ditutupnya acara melalui musik Nusantara, Studium Generale kali ini benar-benar meninggalkan kesan mendalam—sebuah pengalaman akademik yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan dan kesadaran akan identitas bangsa di era digital.

 

 

Writer: Sekar Salsabila Permana Putri

Editor: Tim News Director