Waspada Monkeypox! Kenali Penyebab Hingga Dampak

(Source: ncbiinsights.ncbi.nlm.nih.gov)
Hi, Edufriend! Gimana semester baru lo kali ini? Di tengah hectic-nya perkuliahan, jangan lupa untuk tetap jaga kesehatan ya! Btw, lo udah pernah baca, dengar atau tahu sesuatu tentang Monkeypox belum? Dilansir dari laman World Health Organization, Monkeypox atau yang dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus cacar monyet, spesies dari genus Orthopoxvirus. Ada dua klade virus yang berbeda: klade I (dengan subklade Ia dan Ib) dan klade II (dengan subklade IIa dan IIb). Pada tahun 2022–2023, wabah global mpox disebabkan oleh galur klade IIb. Virus ini terus menjadi ancaman, dan peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan negara lain yang disebabkan oleh klade Ia dan Ib telah menimbulkan kekhawatiran.
Nah, gejala Monkeypox ini muncul dalam dua fase utama, Edufriend. Fase pertama yaitu Fase Invasif (0-5 hari) yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan berat. Fase kedua adalah Fase Erupsi Kulit (1-3 hari setelah demam) yang ditandai dengan munculnya ruam dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam berkembang dari makula (lesi datar) menjadi papula (lesi menonjol), vesikel (lepuh berisi cairan), pustula, dan akhirnya menjadi keropeng yang rontok. Diagnosis ini biasanya dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), yang mengidentifikasi DNA virus dalam sampel dari lesi kulit, cairan, atau darah pasien.
Untuk penyebarannya sendiri, Monkeypox atau Mpox ini bisa ditularkan melalui kontak dekat dengan seseorang yang menderita virus tersebut. Kemudian, dapat ditularkan juga dengan bahan yang terkontaminasi, atau dengan hewan yang terinfeksi. Bahkan, pada ibu hamil atau yang sedang mengandung, virus dapat ditularkan ke janin, atau ke bayi baru lahir selama atau setelah kelahiran. Monkeypox dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janin melalui plasenta yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Penularan dapat terjadi pada saat proses persalinan, misalnya melalui kontak erat antara ibu dan bayi.
Now, we move to the impact! Kalau ditinjau dari kesehatan, dampak yang diakibatkan dari virus ini bermacam-macam, yaitu komplikasi seperti pneumonia, sepsis, dan infeksi kulit sekunder, bahkan jika sistem kekebalan tubuh menurun drastis, virus ini dapat menyebabkan kematian. Maraknya virus ini juga menjadi tantangan bagi layanan kesehatan di banyak negara untuk menyediakan fasilitas dan perawatan kesehatan yang memadai sehingga diharapkan dapat meminimalisir potensi penyebarannya yang lebih luas.
So, itu dia ulasan mengenai Mpox yang kasusnya sedang marak di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tetap jaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri, Edufriend! Semoga kasus Mpox dan kasus-kasus serupa bisa diminimalisir.
Writer: Fransisca Sophia
Editor: Tim News Director