Jadi Salah Satu Doktor Termuda di Manajemen Pendidikan UNJ, Chyta Anindhyta Berhasil Lulus dan Meraih Predikat Pujian

(Source: UNJ melalui E-paper Media Indonesia)

Di Aula Sidang Pascasarjana, Senin, 24 Juni 2024, disertasi Chyta Anindhyta, selaku mahasiswa program doktoral prodi Manajemen Pendidikan UNJ, berhasil dipertahankan di depan para penguji. Disertasi Chyta Anindhyta tersebut berjudul “Strategi Kepemimpinan Digital Dalam meningkatkan Research and innovation culture Perguruan Tinggi”. Tidak berhenti sampai di situ, kerja keras dan juga disertasinya berhasil membuat Chyta mendapatkan gelar pujian usai pelaksanaan sidang terbuka untuk disertasinya tersebut.

Menjadi doktor termuda kedua di program studi Manajemen Pendidikan, Chyta menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 9 bulan. Sejak tahun 1978, Chyta menjadi doktor di urutan ke 5.073 dari seluruh lulusan program studi Manajemen Pendidikan.

Dalam membuat disertasinya, Chyta memiliki tujuan dan harapan akan terbukanya pengembangan pemikiran tentang kepemimpinan digital di Perguruan Tinggi. Lebih dari itu, Chyta juga berharap disertasinya dapat memberikan penguatan terhadap implementasi strategi kepemimpinan digital di Perguruan Tinggi untuk meningkatkan menumbuhkan kultur inovasi dan budaya riset.

Dalam perjalanannya menjadi doktor termuda kedua di program studi Manajemen Pendidikan UNJ, sejak masa studi, Chyta sudah aktif membuat karya; dia sudah menerbitkan buku berjudul Digital leadeship: Pemimpin Adaptif Era Society 5.0 dan publikasi jurnal baik internasional maupun nasional.

Untuk mempertahankan disertasinya di depan para penguji, Chyta mengatakan, “Kultur akademik kerap dipandang sebagai penyelesaian kewajiban kerja semata sehingga upaya ini bertentangan dengan perwujudkan pendidikan tinggi yang berkualitas.” Kemudian, dia melanjutkan, “Komponen penting dalam mencapai pendidikan berkualitas adalah kepemimpinan dan SDM.”

Bagi Chyta, kepemimpinan digital ada dalam transformasi model kepemimpinan yang menitik fokuskan pengembangan akademik dengan basis digital. Hal ini serupa dengan publikasi riset serta inovasi dengan pemanfaatan platform sosial media seperti kanal Youtube yang menjamin keterbukaan informasi oleh publik civitas akademika dan upaya menumbuhkan kultur inovasi

Sebagai salah satu penguji, Prof. Ucu Cahyana berpendapat bahwa tema riset yang Chyta bawa cukup menarik karena berkaitan dengan dengan kepemimpinan digital dalam meningkatkan riset dan kultur inovasi di Perguruan Tinggi. Menurut Prof. Ucu, saat ini dunia digital telah menjadi sesuatu yang sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali dengan proses kepemimpinan.

Namun, Prof. Ucu juga mengingatkan Chyta bahwa meskipun faktanya adalah demikian, proses kepemimpinan digital tidak serta-merta menjadi satu-satunya faktor kunci dalam mendukung pembudayaan riset dan inovasi.

Untuk menutup sidang, penguji Prof. Eliana Sari, menyampaikan bahwa kepemimpinan digital juga perlu mewujudkan digital social skill dan digital trust, karena kedua hal itu dianggap sebagai kunci sebuah urgensi role model kepemimpinan di era ini.

 

 

Writer: Ditha Sadha Keumalasari

Editor: Tim News Director