Novel "Manusia Bebas" : Sebuah Perjuangan untuk Mendapatkan Kebebasan

Novel yang sebelumnya berjudul “Buiten het Gareel” dalam bahasa Belanda ini akhirnya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada awal bulan Maret 1975 dengan judul “Manusia Bebas”. Manusia bebas merupakan novel karya Ny. Suwarsih yang bersifat autobiografi. Novel ini menggambarkan perilaku perjuangan suami-istri, yaitu Sudarmo dan Sulastri yang bercorak patriotik dalam kebangkitan nasionalisme Indonesia. Mereka terlibat dalam gerakan nasionalis anti-Belanda di akhir tahun 1930-an.

Idealisme patriotik menuntut pengorbanan, itulah yang dilakukan oleh para idealis intelektual yang menolak bekerja pada instansi pemerintah kolonial. Mereka kemudian mengkaitkan kegiatan politik di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk pribumi, juga meningkatkan kesadaran politik lewat pendirian dan penyebaran majalah dan mendirikan perpustakaan, serta bersemangat dalam kegiatan diskusi antar teman seperjuangan dan sahabat. Demikianlah kehidupan Sudarmo dan Sulastri secara garis besar.

 

Perjalanan ekspresi kebahasaan pada novel ini sangat menarik, karena pada awalnya ditulis dalam bahasa Sunda hingga akhirnya diterbitkan dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dari sini pula kita dapat mengetahui bahwa kesusastraan bisa jadi berawal dari perjalanan hidup si penulisnya, tidak hanya dari karangan belaka. Juga tentang perbedaan intelektualitas seseorang yang pada akhirnya akan menuntun diri orang tersebut untuk berbaur dengan sesamanya atau masuk ke dalam dunianya sendiri. Seperti perbedaan intelektualitas yang dimiliki Sulastri yang membuatnya sukar melebur dengan istri-istri kawan dalam pergerakan mereka, yang akhirnya membawanya kembali ke dunianya yang sangat pribadi, yaitu dorongan untuk menulis.

Writer: Alifia Harfiani Lesmana

Editor: Tim News Director